Monday, January 15, 2007

Yang estetik yang tematik - beberapa komentar tentang penyair Yetus -

Hasutan Pembuka

Belajar menganalisis suatu karya sastra apalagi mengkritisinya adalah belajar mencurigai!!! (silahkan menderita bagi orang yang mempunyai bangunan negatif di kepalanya tentang kata tsb.). Ketika saya diberi kehormatan untuk menjadi analis acara dwi mingguan SIKLUSITU oleh Yetus, langsung di benak saya terbayang apa dan siapa yang menjadi suspect (he ...he...biar kaya pengidap flu burung), evidence atau petunjuk apa saja yang bisa menjadi penguat tesis saya, motifnya apa dan modusnya bagaimana. Saya tiba-tiba mendapati diri saya berubah dari seorang mahasiswa Fakultas Sastra meniadi seorang detektif yang sedang mengolah TKP atau seperti Robert Langdon, simbolog dalam Da Vinci Codenya Dan Brown yang mendapati puisinya Yetus mengganggu nalar dan membubarkan tongkrongan.

Sebagai seorang detektif ada banyak hal yang harus saya deteksi dari beberapa puisi karya Yetus yang akan dideklamasikan oleh beberapa penyair pada malam ini. Apalagi hasil dari penyelidikan saya akan menjadi semacam pijakan alternatif bagi kawan-kawan sesama detektif yang tentunya punya pisau bedah masing-masing yang tersendiri dan unik (juga kadang sedikit sakit). Oleh karenanya penulis berharap tulisan ini bisa sedikit membantu.

Kerangka Hasutan

Puisi sebagai sebuah bentuk penulisan selalu mempunyai dua sisi untuk dikaji. Intrinsik dan ekstrinsik. Kedua hal tersebut bagaikan Layla dan Majnun, yang satu tidak akan jadi gila kalau tidak karena yang lainnya sebagaimana yang lainnya tidak akan jadi tukang begadang tiap malam kalau bukan karena si gila. Atau juga bagaikan permen Sugus yang tak bisa dipisahkan antara isi dan kemasannya. Atau seperti menurut alm. Penyair Hamid Jabar sebagai segi tematik dan estetiknya.

Segi intrinsik yang mencakup rhytm, rhym, point of view dan persona, juga tone, struktur kalimat, pilihan kata, majas, dan kiasannya sebisa mungkin akan dibahas tanpa mengurangi porsi pembahasan segi ekstrinsiknya yang mencakup tema, topik, ide, dan segudang tetek bengek lainnya yang masih punya silsilah dengan hal tersebut. Begitupun sebaliknya segi ekstrinsik akan dibahas tanpa melupakan segi intrinsiknya, seperti Majnun dan Layla yang tidak saling melupakan (he ...he...).

Isi Hasutan

Kali pertama saya bertemu Yetus, sekitar 3 tahun yang lalu yang kebetulan medianya SIKLUSITU, saya tidak menyangka bahwa yang saya temui adalah seorang penyair yang sangat potensial. Siapa yang sangka kalau ia yang biasa memakai jaket Levi's dekil yang entah sudah berapa bulan belum bertemu air dan sering mengeluarkan ide seenak perutnya dewe' punya segudang puisi berbobot bahkan punya beberapa puisi cinta yang membuat para gadis yang membacanya langsung bergetar dan goyah bagai dilanda gempa 8,9 skala Richter. Beberapa sajaknya yang disajikan pada malam ini adalah bukti .....

Hafas Barbahar
"Pembunuh Penyair"

No comments: